1 Okt 2012

Posisi Kotapinang, kota penghubung lintas timur Propinsi Sumatera Utara



Kotapinang sebagai kota satelit. Agaknya julukan itu tepat disebut untuk ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan itu. Hal ini mengingat letaknya yang dilalui jalan negara yang menghubungkan propinsi  Sumatera Utara, propinsi Riau dan propinsi Sumatera Barat.

kota kotapinang
kotapinang
Pengertian kota satelit disini lebih tertuju sebagai kota penghubung. Bukan seperti pengertian dasar layaknya sebutan kota satelit. Kotapinang secara langsung akan sering dilalui orang. Sebab Kotapinang menjadi jalur utama lintas timur Propinsi Sumatera Utara. Bahkan untuk Propinsi Sumatera Utara, Kotapinang adalah ibukota kabupaten paling timur yang menjadi pintu gerbang dari arah Pekanbaru  Propinsi Riau.

Sebagaian besar bus penumpang dan truk antar kota dan antar propinsi, khususnya dari Medan menuju Sumbar selama ini lebih memilih jalur via Kotapinang ketimbang lewat lintas barat via Sibolga. Mungkin saja karena rutenya relatif lebih aman, tak banyak tanjakan dan jalanan berkelok melalui bukit barisan. Juga karena ruas jalannya lebih lebar dan lebih terawat.

Mengingat kondisi itu, sudah sepantasnya Kotapinang mempersiapkan diri sebagai kota satelit. Meski hingga saat ini hal itu masih jauh dari harapan. Insfrastruktur kota belum mendukung. Arus lalu lintas masih bertumpu dengan satu ruas jalan yang melalui inti kota. Sehingga tak jarang arus kenderaan baik dari Medan-Pekan Baru terhambat oleh kemacetan di tengah kota.

Memang perencanaan kearah itu telah ada, namun seolah tertinggal dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai ibukota kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dimekarkan sejak tahun  2009, Kotapinang terus berpacu dalam mengejar ketertinggalan dari daerah lain, terutama pengembangan kota.

Kondisi Kotapinang sekarang ini tak obahnya sebuah areal baru. Namun pengembangan yang kentara masih tertuju pada bangunan ruko di sepanjang jalan protokol. Hari demi hari, tiada henti pendirian bangunan gedung bertingkat, yang umumnya dilakukan pihak swasta.

Bahkan beberapa areal yang dulunya lahan tidur tak terjamah karena berupa rawa, kini disulap menjadi bangunan ruko. Seperti halnya di sepanjang jalan di seputaran Titi kembar, yang dulunya rawa dan menjadi tempat pembuangan sampah, kini telah ditimbun dan berubah drastis, diatasnya telah berdiri ruko dan SPBU yang refresentatif.

Namun hingga kini hanya sebagian kecil yang dijadikan sebagai tempat usaha. Selebihnya disewakan menjadi perkantoran pemerintah dan gudang penyimpan barang pedagang di ruko yang sudah ada di tengah kota. Bahkan sejumlah ruko baru  diduga menjadi sarang walet, terutama bagian lantai atasnya.

Disisi lain dari segi fasilitas infrastruktur untuk kepentingan publik masih jauh dari harapan. Diantaranya masalah terminal bus angkutan umum. Jangankan terminal yang modern dan lengkap, terminal untuk angkutan dalam kota dan angkutan pedesaan saja belum tersedia.

Akibatnya hampir semua bus yang menanti penumpang memakai badan jalan di tengah kota sebagai terminalnya. Begitu juga bus antar kota dan antar propinsi masih harus turut antri memasuki pusat kota yang lumayan padat pada siang hari. Dengan kata lain, aspek pengembangan infrastruktur jalan, khususnya pembukaan jalan baru alternatif dan pelebaran jalan di pusat kota hendaknya menjadi prioritas yang sangat mendesak, baik pemerintah pusat maupun Pemkab Labuhanbatu Selatan jika mengingat posisi Kotapinang sebagai kota satelit.



     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar