danau permata kotapinang |
Salah satu potensi wisata
Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah danau permata Kotapinang. Namun hingga
kini masih tersembunyi. Letaknya terisolir dan sulit terjangkau.
Akibatnya keberadaannya masih asing bagi
masyarakat. Bahkan penduduk Kotapinang
pun, belum banyak yang mengetahuinya.
Selama ini, belum ada orang yang
khusus berkunjung berekreasi ke danau tersebut.
Akibat keterisolirannya, Cuma
segelintir orang yang memanfaatkannya sebagai tempat mencari ikan. Selebihnya
beberapa petani yang kebetulan melintas menuju ladang mereka , ditambah
pemancing yang hendak memancing ke sungai barumun yang sempat menyaksikan danau
tersebut.
Dekat Kota
Secara aministratif, danau permata
berada dalam wilayah Kelurahan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Letaknya
di tengah areal perladangan masyarakat di sebuah pelosok dusun bernama
Sidodadi. Jaraknya dari pusat kota cukup dekat, hanya sekitar 5 kilometer, dan
2 kilometer dari jalan lintas Sumatera jurusan Kotapinang-Rantauprapat.
Akses jalan kenderaan roda empat
menuju potensi objek wisata Kotapinang ini hanya bisa mencapai dusun Sidodadi. Selanjutnya sekitar
500 meter lagi masih berupa jalan
setapak, hanya bisa dilalui oleh
kenderaan roda dua.
Agaknya tidak berlebihan jika menyebut danau
permata tersembunyi. Sebab mengingat letaknya berada dalam wilayah Kelurahan
Kotapinang yang notabene adalah ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Sehingga terasa aneh jika banyak yang
tidak mengetahuinya.
Potensi Wisata Kotapinang
Meskipun belum tersentuh sama sekali, namun
danau permata memiliki potensi wisata yang sangat mempesona. Permukaan danau
terlihat cukup luas meski sebahagian tertutup kiambang atau enceng gondok.
Hamparan airnya tampak tenang dan
sesekali beriak dihembus angin menghadirkan pemandangan yang indah. Sementara
letaknya yang jauh dari kebisingan
memberi suasana nyaman dan tentram.
Danau
itu Membentang kurang lebih 1 kilometer
dan lebar 300 meter. Namun kondisinya
masih terlindung oleh sejumlah tanaman karet penduduk yang kurang terawat,
ditambah pepohonan kayu seperti singkam,
kepadan, katinar dan sebagainya. Sedangkan pinggiran sebelah barat yang
mengarah ke sungai barumun diselimuti rimbunan
semak mirip tebu, oleh penduduk Kotapinang lazim menyebutnya “panggo” atau gelagah.
Ekosistemnya juga masih sangat alami bagi ikan dan hewan
air lainnya hidup. Begitu juga beberapa jenis unggas seperti burung sri
gunting, cucuk udang, balam, punai, pipit
serta hewan seperti monyet dan tupai tampak bebas berkeliaran di sekitar danau.
Konon
menurut cerita, kawasan danau permata dulu merupakan hutan belantara. Lambat
laun sebagian warga masyarakat membuka lahan bantaran sungai menjadi areal
pertanian. Namun pada awalnya hanya
beberapa tempat yang terolah warga menjadi areal tanaman palawija dan karet.
Dalam kurun waktu yang lama hingga
akhir tahun 80-an, petani yang membuka lahan di daerah pinggiran sungai barumun
tak memiliki prasarana perhubungan selain memakai sampan melalui sungai. Pada masa itu, prasarana jalan darat tidak
ada, karena terbentur kawasan rawa yang sangat luas. Oleh karena itu, wajar
jika hanya petani yang berkebun di sekitar danau saja yang mengetahui
keberadaan danau tersebut.
Akan tetapi, sejak era tahun 90-an seiring
meningkatnya minat masyarakat menanam kelapa sawit, banyak petani bermodal menyulap kawasan rawa
menjadi perkebunan sawit. Sejak itu para petani berhasil merintis jalan darat ke
ladang mereka. Yakni berupa jalan setapak dari kampung Sidodadi. Sehingga sejak
itu pula, semakin banyak orang yang
mengetahui keberadaan danau tersebut, terutama para penduduk yang gemar
memancing ke sungai barumun, akan mengetahui dan menyaksikan panorama danau
sewaktu melintasinya.
Akhir-akhir ini memang sepeda motor
telah dapat melintas, menyusul spontanitas para petani bergotong royong
memperbaiki jalan setapak menuju danau tersebut. Namun kondisi jalan yang
berupa tanah lembek ditambah berada pada dararan rendah mengakibatkan jalan
tersebut mudah becek dan licin apabila terjadi hujan.
Harapan pengembangan
Hingga
kini pengembangan kawasan danau cuma harapan dan mimpi yang sulit
terwujud. Kendati di sekitar danau
petani telah mengusahai dengan tanaman karet dan kelapa sawit, namun
topografinya yang rendah dan berdekatan dengan sungai, danau permata dan kebun
rakyat di sekelilingnya acapkali berlanggganan banjir musiman akibat meluapnya
sungai barumun.
Prasarana jalan melalui darat sangat sulit dibangun. Apalagi hanya
berbekal swadaya masyarakat petani setempat merintis jalan, hanya terbatas kenderaan roda dua yang bisa
melaluinya. Itupun harus ekstra hati-hati karena masih berupa jalan setapak
yang sangat rawan. Sementara mengharap perhatian pemerintah, agaknya memerlukan
perencanaan dan biaya yang sangat mahal dan mungkin dianggap belum memberi
nilai tambah yang berarti bagi masyarakat dan pendapatan daerah.
Akibatnya danau permata tetap terisolir dan tersembunyi. Tersembunyi di balik perkebunan rakyat di tepian sungai Barumun. Hendaknya potensi danau tersebut menggugah pemerintah maupun pengusaha untuk mengelolanya menjadi objek wisata Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang populer di masa mendatang.
Potensi wisata danau Labuhanbatu Selatan |
kalo danau ini, memang indah apalagi kalo mancing...., swasananya bwt kita bersatu ma alam...
BalasHapusbisa komen gini karena memang saya pernah kesana, n dekat ma tempat tinggal saya JL. PAM Kalapane...
salut deh bwt bg ifan yg udah nge_pos'kn tentang Danau Permata ini...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaksih Bambang komentnya, memang danau permata cukup potensial, cuma medannya cukup sulit utk dikembangkan. Eh, kabarnya bru jd manten ni, gmana enak suasana di Aceh Beng??? hehehe...
BalasHapusingat masa2 kecil dulu, sering nyari ikan laga
BalasHapussaya pernah kesitu
BalasHapusoke mantap
BalasHapusAkhirnya terjawab apa yg diinginkan penulis ini. Mudah²an pihak swasta yg saat ini ingin mengembangkan potensi wisata danau permata serius mengelolanya. Kita berharap atensi pemerintah untuk ikut mengembangkannya. Krn ini satu²nya wisata air yg dekat dengan ibukota kabupaten labuhanbatu selatan
BalasHapus